Donal dan ketiga keponakanya, Kwik, Kwek dan Kwak, sedang membantu di ladang ternak paman gober. Paman Gober menyuruh mereka bertiga untuk membantu pekerjaanya, ia bahkan menggaji mereka, walau sungguh sangat sedikit upahnya (Cuma beberapa sen per jam). Donal sungguh tidak tahan & ia pun pergi dari tempat itu. Ia bertemu dengan kawan-yang-tidak-begitu-dekatnya yaitu untung. Ia bercerita tentang kejadian alami & berbincang sebentar denganya. Untung lalu berkata, andai saja ada 2 miliar jatuh kedalam topiku ini. Benar saja, Tiba tiba ada badai besar yang menghantam kota bebek & menghancurkan gudang uang paman Gober. Uangnya bertaburan kemana mana & orang orang pun mulai mengambilnya.
Kwak, Kwik dan Kwek segera memberitahukan hal ini pada paman Gober, namun ia malah menyuruh mereka bekerja saja tanpa mempedulikan hal tersebut, ia bilang akan ada kejadian yang heboh & bahwa uangnya akan kembali dengan sendirinya. Sementara itu, Donal & untung membagi rata uang yang mereka dapat dari badai tadi, Donal bilang kalau ia akan pergi keliling dunia tapi ia akan mencari makan dulu karena ia lapar. Mengejutkan sekali, semua penduduk telah pergi entah kemana karena sekarang mereka sudah kaya raya. Dimana mana tak ada orang yang bekerja & tak ada toko yang buka. Pada akhirnya, semua orang berbondong bondong mendatangi ternak paman Gober, mereka tak jadi pergi karena mereka bahkan tak bisa mempersiapkan apa apa. Akhirnya semua orang terpaksa membeli hasil ladang & ternak paman Gober, dan harga benda yang dijual pun sangat mahal (daging harganya miliaran contohnya), karena mereka kan sudah sangat kaya.
Uang menggerakan segalanya. Istilah itu mungkin terdengar tak asing bagi kita semua. Di zaman sekarang ini, uang sudah bagaikan kekuatan tanpa banding yang tak ada duanya, bahkan sampai ada istilah menuhankan uang. Tapi kalau dilihat lihat lagi, uang memang dapat menggerakan banyak hal. Uang termasuk (menurut saya) salah satu dari sekian banyak hal yang menjadi motivasi seseorang untuk bekerja atau melakukan sesuatu, mungkin lebih tepatnya hal yang mereka dapat setelah bekerja, tapi sebut saja uang karena, yah ... itu uang. itu menjadi target mereka, mereka jadi rajin bekerja dan rela berbuat apa saja, selama masih halal sih ... mungkin ga papa yah, kalau sudah haram sih, yah lain soal.
Kalau uang yang ibaratnya kekuatan yang hebat & orang yang mempunyai uang itu dewa, kalau 1 kota isinya dewa semua, lalu yang bekerja untuk membangun kota atau supaya kota tetap berjalan siapa ? mungkin kalau dalam pelajaran ekonomi, ini yang disebut sirkulasi uang. Ada perbedaan kekayaan yang mana membuat orang bekerja yang mana membuat kota tetap berjalan. Walau keadaan beberapa orang di negeri ini memang terlalu parah dalam hal perbedaan kekayaan sih.
Sebaliknya, orang yang tak dikendalikan oleh uang, tidak akan melakukan hal bodoh untuk mendapatkan uang (seperti cara cara haram yang ada banyak variasinya). Mereka tetap mencari uang (terkadang) karena uang termasuk kebutuhan utama manusia. Motivasi utama mereka bukan uang, jadi mereka tak akan berhenti bekerja walau mereka dalam kondisi tak beruang ataupun beruang, (kalau orang yang bekerja supaya dapat uang karena tak pernah puas sih namanya orang yang serakah ya.) mereka bekerja untuk kelangsungan hidup, bukan hanya untuk uang saja. Pada akhirnya mereka mungkin akan mendapat hadiah (berupa uang atau hal lain) mungkin tidak, tapi itu tak akan mempengaruhi mereka (kalau pikiranya tak jadi korup penuh dengan uang).
Yang mana, dalam kasus ini, sangat aneh karena paman Gober terkenal karena sifatnya yang kikir & serakah & akan melakukan apapun supaya dapat memperbanyak hartanya & akan sangat tak terima kalau hartanya hilang atau dirampas.
Uang dapat menghancurkan kita. Jangan biarkan uang mengendalikan anda, andalah yang seharusnya mengendalikan uang (kedengaranya kurang pas ya ?) jika demikan, kalau uang anda hilang, anda tidak hilang fokus & tetap rasional & bisa bekerja normal, mungkin bekerja untuk dapat uang kembali. Yah, Walau kalau uang hilang efeknya kerasa sih, sakitnya tuh disini (silakan tunjuk sendiri).
Selasa, 20 Januari 2015
Hujan Uang
Sabtu, 03 Januari 2015
Edukasi
Ada teman saya bercerita pada saya, kalau di suatu sekolah di belahan bumi lainya (bahasanya, wew sekali), ada seorang guru yang memberi bimbingan pada muridnya tentang sebuah “hak khusus”. Teman saya bilang, cara guru ini benar benar kreatif. Guru tersebut memberi setiap muridnya selembar kertas & ia menyuruh muridnya untuk me”lecek”an kertas tersebut. Ia lalu meletakan sebuah tong sampah di depan kelas & berkata pada muridnya kalau mereka akan bermain. Aturanya mudah, setiap murid mewakili populasi suatu negara & jika mereka mau rakyatnya maju, mereka harus melempar kertas mereka kedalam tong tanpa berpindah tempat.
Semua murid protes, yang duduk di baris belakang, yang di depan sih kalem kalem saja. Mereka (murid yang di belakang) berkata kalau permainan ini tidak adil karena mereka dirugikan karena mereka duduk di belakang. Si guru berkata ‘semakin dekat dengan tong, semakin besar peluang kalian untuk masuk. Itulah bentuk dari “hak khusus”. Sadarkah kalian kalau yang komplain hanya yang dibelakang ? sebaliknya, yang didepan cenderung tak menyadari hal ini karena yang mereka lihat hanya jarak antara mereka & tong sampah. Tujuan kalian sebagai pelajar yang menerima edukasi, adalah sadar & menggunakan “hak khusus” yang bernama edukasi ini untuk melakukan yang terbaik & mencapai tujuan kalian. Dan mulailah berlomba supaya duduk di depan’
Edukasi memang sesuatu yang berharga sekali. Harga & pengorbanan yang dikeluarkan benar benar sepadan dengan apa yang bisa kita dapatkan dengan edukasi. Kalau dipikir pikir, edukasi memang bisa dibilang sebuah “hak khusus” karena tidak semua orang cukup beruntung untuk mendapatkanya. Tapi ironisnya, tidak sedikit orang yang bisa mendapat edukasi, malah tidak menghargainya. Dan tidak sedikit pula orang yang bertekad tinggi & kuat yang membuat “keuntunganya” sendiri dan akhirnya mendapat edukasi yang mereka impikan. Seharusnya, seseorang harus bisa menyadari & memanfaatkan hak ini sebaik baiknya entah mereka itu pelajar atau bukan.
Edukasi tidak hanya bisa didapat di sekolah saja, edukasi bisa didapat dari banyak sumber. Ada seorang anak kuliahan yang pernah berkata (waktu dia masih kuliah sih, sekarang dah lulus) ‘kuliah bisa dimana saja, selagi sempat, raihlah’. Jika kita perhatikan di sekeliling kita, sebenarnya banyak yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, bahkan main gundu pun bisa kita jadikan pelajaran. Sarana edukasi bukan hanya buku & materi yang diberikan guru, apa pun bisa menjadi objek pembelajaran. Dan prasarana edukasi bukan hanya sekolah atau lembaga pendidikan lainya (les,bimbel, dll), dimanapun tempatnya, bisa jadi tempat untuk pembelajaran. Waktu untuk belajar pun tak ada yang membatasi, yah... mungkin jika anda malas (seperti saya :v) itu hal lain yang bisa dibahas namun bukan disini.
Mulailah berlomba lomba untuk belajar & menuntut ilmu dari sekarang. Seseorang akan lebih dihargai jika ia lebih berilmu, ilmunya tentu bukan ilmu akademik saja melainkan ilmu ilmu lain. Dan cewek jaman sekarang melihat kepintaran lelaki sebagai nilai plus kan ? (asumsi ngasal, plis dont hate me) Jadi, ada banyak tho, keuntungan & hasil bagus dari menuntut ilmu :v .
-sekian. Peace ! ada saran atau sugesti untuk outro ? rasanya pengen ngeganti ini “-sekian. Peace !”, kalau ada ngomong ngomong ya :D