Sabtu, 03 Januari 2015

Edukasi

Ada teman saya bercerita pada saya, kalau di suatu sekolah di belahan bumi lainya (bahasanya, wew sekali), ada seorang guru yang memberi bimbingan pada muridnya tentang sebuah “hak khusus”. Teman saya bilang, cara guru ini benar benar kreatif. Guru tersebut memberi setiap muridnya selembar kertas & ia menyuruh muridnya untuk me”lecek”an kertas tersebut. Ia lalu meletakan sebuah tong sampah di depan kelas & berkata pada muridnya kalau mereka akan bermain. Aturanya mudah, setiap murid mewakili populasi suatu negara & jika mereka mau rakyatnya maju, mereka harus melempar kertas mereka kedalam tong tanpa berpindah tempat.
Semua murid protes, yang duduk di baris belakang, yang di depan sih kalem kalem saja. Mereka (murid yang di belakang) berkata kalau permainan ini tidak adil karena mereka dirugikan karena mereka duduk di belakang. Si guru berkata ‘semakin dekat dengan tong, semakin besar peluang kalian untuk masuk. Itulah bentuk dari “hak khusus”. Sadarkah kalian kalau yang komplain hanya yang dibelakang ? sebaliknya, yang didepan cenderung tak menyadari hal ini karena yang mereka lihat hanya jarak antara mereka & tong sampah. Tujuan kalian sebagai pelajar yang menerima edukasi, adalah sadar & menggunakan “hak khusus” yang bernama edukasi ini untuk melakukan yang terbaik & mencapai tujuan kalian. Dan mulailah berlomba supaya duduk di depan’
Edukasi memang sesuatu yang berharga sekali. Harga & pengorbanan yang dikeluarkan benar benar sepadan dengan apa yang bisa kita dapatkan dengan edukasi. Kalau dipikir pikir, edukasi memang bisa dibilang sebuah “hak khusus” karena tidak semua orang cukup beruntung untuk mendapatkanya. Tapi ironisnya, tidak sedikit orang yang bisa mendapat edukasi, malah tidak menghargainya. Dan tidak sedikit pula orang yang bertekad tinggi & kuat yang membuat “keuntunganya” sendiri dan akhirnya mendapat edukasi yang mereka impikan. Seharusnya, seseorang harus bisa menyadari & memanfaatkan hak ini sebaik baiknya entah mereka itu pelajar atau bukan.
Edukasi tidak hanya bisa didapat di sekolah saja, edukasi bisa didapat dari banyak sumber. Ada seorang anak kuliahan yang pernah berkata (waktu dia masih kuliah sih, sekarang dah lulus) ‘kuliah bisa dimana saja, selagi sempat, raihlah’. Jika kita perhatikan di sekeliling kita, sebenarnya banyak yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, bahkan main gundu pun bisa kita jadikan pelajaran. Sarana edukasi bukan hanya buku & materi yang diberikan guru, apa pun bisa menjadi objek pembelajaran. Dan prasarana edukasi bukan hanya sekolah atau lembaga pendidikan lainya (les,bimbel, dll), dimanapun tempatnya, bisa jadi tempat untuk pembelajaran. Waktu untuk belajar pun tak ada yang membatasi, yah... mungkin jika anda malas (seperti saya :v) itu hal lain yang bisa dibahas namun bukan disini.
Mulailah berlomba lomba untuk belajar & menuntut ilmu dari sekarang. Seseorang akan lebih dihargai jika ia lebih berilmu, ilmunya tentu bukan ilmu akademik saja melainkan ilmu ilmu lain. Dan cewek jaman sekarang melihat kepintaran lelaki sebagai nilai plus kan ? (asumsi ngasal, plis dont hate me) Jadi, ada banyak tho, keuntungan & hasil bagus dari menuntut ilmu :v .
-sekian. Peace ! ada saran atau sugesti untuk outro ? rasanya pengen ngeganti ini “-sekian. Peace !”, kalau ada ngomong ngomong ya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar