Jika kita bermain LoL, kita bisa mem “banned” 3 hero yang menurut kapten tim bisa merugikan musuh. entah itu champ yang kuat, susah dilawan atau memang menyebalkan. Orang orang biasanya mem “BAN” champ champ yang terbilang OP atau dalam sebuah komposisi tertentu, bisa menjadi OP.
Ayo kita ambil contoh seorang champ yang bernama Kassadin. Dia seorang Midlaner yang orang bilang OP, kenapa ? karena kebanyakan Midlaner itu penyihir & Kassadin sangat kuat melawan penyihir, sedangkan sebaliknya, penyihir tak berkutik melawan Kassadin. Setelah lama berkarir di League, Kassadin sudah menerima banyak “nerf”, jika dibanding dulu, Kassadin sudah jauh lebih lemah, tapi tetap saja ia masih di banned (sumpah, itu makhluk ngenes).
Jika dipikir pikir, yang membuat si makhluk malang (Kassasin) itu terbilang OP & secara konstan kena banned, adalah kita sendiri. Kita membuat istilah yang mernama Meta supaya game bisa lebih teratur, tapi pada saat bersamaan Meta itu juga sering membatasi kita. Meta yang sekarang terdiri dari 1 tanker-top,1 penyihir-mid,1 jungler dan 2 adc & supp-bot. Sudah menangkap apa yang saya bicarakan (atau ketikan) ? yap, kita secara tak langsung memaksa kass atau penyihir untuk saling bertemu di Mid lane yang mana akan sangat menguntungkan kassadin.
Kita sering membuat peraturan yang kita anggap bisa membuat sesuatu menjadi teratur, walau akhirnya peraturan itu sendiri jadi membatasi kita & kita juga malah jadi jengkel sendiri. Kalau dengan bahasa sekarang, tanggapan kita akan hal ini mungkin seperti ini : “ Lah, terus kamu maunya apa sih ? ” . Jadi, apa yang sebenarnya ingin kita dapat ? kita buat peraturan yang ini, kita tidak terima, kita buat peraturan yang itu, kita tidak mau. Lalu kita maunya apa ? tidak mungkin jika aturan aturan itu kita ganti atau hapus dalam waktu yang seenaknya saja kan ?
Kita sering inkosisten terhadap sesuatu, kita sering menyesalinya. Kita buat peraturan yang menurut kita benar, namun saat kita mulai merasa terbatasi kita mulai menilai itu sesuatu yang salah. Lalu yang salah disini sebenarnya siapa ? kamu maunya apa ? Penyesalan selalu datang belakangan, jadi pikir pikir dulu sebelum menentukan sesuatu, jika sudah dijalani, maka jalanilah dengan sungguh sungguh.
“Kamu ini maunya apa sih ?” -Seorang guru pada muridnya yang sedang nego saat mau ulangan- 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar